Bahasa
Melayu
Telah dikemukakan pada beberapa kesempatan, mengapa bahasa melayu dipilih
menjadi bahasa nasional bagi negara Indonesia yang merupakan suatu hal yang
menggembirakan. Dibandingkan dengan bahasa lain yang dapat dicalonkan menjadi
bahasa nasional, yaitu bahasa jawa (yang menjadi bahasa ibu bagisekitar
setengah penduduk Indonesia), bahasa melayu merupakan bahasa yang kurang
berarti.
Di Indonesia, bahasaitu diperkirakan dipakai hanya oleh penduduk kepulauan
Riau, Linggau dan penduduk pantai-pantai diseberang Sumatera. Namun justru
karena pertimbangan itu jualah pemilihan bahasa jawa akan selalu dirasakan
sebagai pengistimewaan yang berlebihan. Alasan kedua, mengapa bahasa melayu
lebih berterima dari pada bahasa jawa, tidak hanya secara fonetis dan
morfologis tetapi juga secara reksikal, seperti diketahui, bahasa jawa
mempunyai beribu-ribu morfen leksikal dan bahkan beberapa yang bersifat
gramatikal.
Faktor yang paling penting adalah juga kenyataannya bahwa bahasa melayu
mempunyai sejara yang panjang sebagai ligua France. Dari sumber-sumber China
kuno dan kemudian juga dari sumber Persia dan Arab, kita ketahui bahwa kerajaan
Sriwijaya di sumatera Timur paling tidak sejak abad ke -7 merupakan pusat
internasional pembelajaran agama Budha serta sebuah negara yang maju yang
perdagangannya didasarkan pada perdagangan antara Cina, India dan pulau-pulau
di Asia Tenggara.
Bahasa melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti
yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit
karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang),
kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688
M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu
kuno. Bahasa melayu kuno itu hanya dipakai pada zaman sriwijaya saja karena di
jawa tengah (Banda Suli) juga ditemuka prasasti berangka tahun 832 M dan
dibogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa
melayu kuno.
Pad zaman Sriwijaya, bahasa melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan , yaitu
bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa melayu dipakai sebagai bahasa
perhubungan antar suku di Nusantara. Bahasa melayu dipakai sebagai bahasa
perdagangan, baik sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang
datang dari luar nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejara China I-Tsing yang belajar agama Budha di
Sriwijaya, antara lain menyatakan bahwa di Sriwijay ada bahasa yang bernama
Koen Loen (I-Tsing : 63-159), Kou Luen (I-Tsing : 183), K’ouen loven (Ferrand,
1919), Kw’enlun (Ali Syahbana, 1971 : 0001089), Kun’lun (parnikel, 1977 : 91),
K’un-lun (prentice 1978 : 19), ayng berdampingan dengan sanskerta. Yang
dimaksud dengan Koen-Luen adalah bahasa perhubungan (lingua france) dikepulauan
nusantara, yaitu bahasa melau.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa melayu tampak makin jelasa dari,
peninggalan-peninggalan kerajaan islam, baik yang berupa batu tertulis, seperti
tulisan pada batu nisan di Minye Tujah, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun
hasil-hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti syair Hamzah Fansuri,
hikayat raja-raja Pasai, sejarah melayu, Tajussalatin dan Bustanussalatin.
Bahasa melayu menyebar kepelosok nusantara bersama dengan menyebarnya agama
islam diwilayah nusantara bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat
nusantara sebagai bahasa perhubungan antara pulau, antara suku, antara
pedagang, antar bangsa, dan antar kerajaan karena bahasa melayu tidak mengenal
tutur.
Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia
Bahasa melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang
dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa melayu yang dipakai
didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya
daerah. Bahasa melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari
bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa melayupun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek. Perkembangan bahasa melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi
rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan
yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia,
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah
pemuda 28 Oktober 1928.
Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam
waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan. Perjuagan demikian harus
dilakukan karena adanya kesadaran bahwa disamping fungsinya sebagai alat
komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu cirri cultural, yang
kedalam menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa
lain.
Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia
1. Budi Otomo
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat
kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa
Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah
Belanda diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia
asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab
bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu
pengetahuan barat.
2. Sarikat Islam
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak
dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik jga. Sejak
berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah
Belanda dibidang politik tidak perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang
mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.
3. Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan.
Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917
namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai
pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan
bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk
menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
b. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan
bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
c. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui
karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan
hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
d. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai
pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
4. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan
pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula
diadakan kongres p[emuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta.
Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik,
melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa
dipisahkan dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional
yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan
Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan
berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah
yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda
itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan
bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan
bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa
yang satu dalam ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya,
bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada
waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi,
tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa
Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga
menjadi bahasa sastra indonesia baru.
Upaya peningkatan dan pengembangan bahasa Indonesia
Bahasa adalah yang terpadu dengan unsure-unsur lain didalam jaringan
kebudayaan. Pada waktu yang sama, bahasa merupakan sarana pengungkapan
nilai-nilai bedaya. Pikiran dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Perkembangan
kebudayaan Indonesia kearah peradaban modern sejalan dengan kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara
berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan
isi pikiran secara eksplisit.
1. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang
pendidikan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah meminkan peran guru untuk menimgkatkan minat
baca sehingga bahasa Indonesia dapat dikembangkan pada semua mata pelajaran.
2. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang
komunikasi.
Medi massa merupakan salah satu saran ayang pentinng untuk membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia dlam rangka pembangunan bangsa karena media
massa telah memberiakan perkembangan yang berharga dalam pertumbuhan bahasa
Indonesia melalui media massa, baik secara tertuis maupun lisan. Ada kata yang
cenderung kehilangan maknanya yang sesungguhnya dalam ragam lisan ada lafal
baku. Disamping itu, dalam keadaan atau kesempatan tertentu masih dipakai
bahasa atau bahasa asing.
3. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang
kesenian
Bahasa Indonesia yang dipergunakan didalam banyak karya sastra cerita
anak-anak, lagu, teater dan film menunjukkan adanya banyak ketimpangan. Dalam
hal sastra dan buku anak-anak , hal ini disebabkan oleh penggunaan bahasa yang
kurang sempurna dari kebanyakan pengarang kita, disamping masi tidak pastinya
peranan redaktur dalam penerbitan.
Pemakaian bahasa Indonesia dalm film lebih banyak merupakan barang dagangan
pemburuk keuntungan bagi pengusaha, penulis skenario yang dipilihnya kebanyakan
tidak menguasai teknik penulisan yang baik.
4. Pembinaan dan pengembangan bahasa dalam kaitannya dengan bidang ilmu dan,
teknologi.
Oleh karena antara bahasa dan alam pemikiran manusia terdapat jalinan yang
erat, maka keberhasilan dari pemoderenan itu sangat bergantung kepada corak
alam pemikiran manusia Indonesia yang merupakan hasil sintesis antara
nilai-nilai yang berakar pada kebudayaan etnis yang tradisional dan nilai-nilai
bebudayaan yang melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Proses
sintesis itu dipikirkan sebagai suatu proses yang mempertinggi potensi kreatif
yang dapat menjelaskan suatu kebudayaan yang khas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar