1. Pengertian
Penyakit
kaki gajah (filariasis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
2. Penyebab
Penyakit
kaki gajah disebabkan oleh cacing filaria Wuchereria bancrofti dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk seperti
aedes, culex, dan anopheles.
3.
Tanda –
Tanda Klinis
a.
Demam
berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul
lagi setelah bekerja berat.
b.
Pembengkakan
kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak
(lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
c.
Radang saluran
kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal
kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis).
d.
Filarial abses
akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darah
e.
Pembesaran
tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa
panas.
4. Cara
Penularan
Penyakit
ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah
tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan
ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau
menghipas darah orang tersebut.
Tidak
seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies
nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena
inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
5.
Siklus Hidup Wuchereria bancrofti
Siklus hidup cacing Filaria
terjadi melalui dua tahap, yaitu:
1)
Tahap pertama, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh
nyamuk sebagai vector yang masa pertumbuhannya kurang lebih 2 minggu.
2)
Tahap kedua, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh
manusia (hospes) kurang lebih 7 bulan.
Siklus hidup cacing
filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk tersebut menggigit dan
menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga mikrofilaria yang
terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh nyamuk. Mikrofilaria
tersebut masuk kedalam paskan pembungkus pada tubuh nyamuk, kemudian menembus
dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot dada (toraks). Bentuk
mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang
lebih satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan
panjang yang disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh dan seterusnya
larva berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga tumbuh menjadi lebih panjang
dan kurus, ini adalah larva stadium III. Gerak larva stadium III ini sangat
aktif, sehingga larva mulai bermigrasi mula-mula ke rongga perut (abdomen)
kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk nyamuk.
Apabila nyamuk yang
mengandung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka mikrofilaria yang sudah
berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut masuk kedalam
tubuh manusia (hospes). Bersama-sama dengan aliran darah dalam tubuh manusia,
larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Didalam
pembuluh limfe larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi
cacing dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan larva stadium V. Cacing
filaria yang sudah dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat
pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan. Siklus hidup pada tubuh
nyamuk terjadi apabila nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang
terkena filariasais, sehingga mikrofilaria yang terdapat di tubuh
penderita ikut terhisap ke dalam tubuh nyamuk. Cacing yang diisap nyamuk tidak
begitu saja dipindahkan, tetapi sebelumnya tumbuh di dalam tubuh nyamuk.
Makhluk mini itu berkembang dalam otot nyamuk. Sekitar 3 minggu, pada stadium
3, larva mulai bergerak aktif dan berpindah ke alat tusuk nyamuk.Nyamuk pembawa
mikrofilaria itu lalu gentayangan menggigit manusia dan ”memindahkan” larva
infektif tersebut. Bersama aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan
masuk ke pembuluh limfe.
Uniknya, cacing terdeteksi dalam darah tepi pada malam hari, sedangkan pada siang hari dia berada didalam kapiler alat-alat dalam seperti pada paru-paru, jantung dan hati, selebihnya bersembunyi di organ dalam tubuh. Pemeriksaan darah ada-tidaknya cacing biasa dilakukan malam hari. Setelah dewasa (Makrofilaria) cacing menyumbat pembuluh limfe dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan. Selain di kaki, pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar. Ketika menyumbat pembuluh limfe di selangkangan, misalnya, cairan limfe dari bawah tubuh tidak bisa mengalir sehingga kaki membesar. Dapat terjadi penyumbatan di ketiak, mengakibatkan pembesaran tangan.
Uniknya, cacing terdeteksi dalam darah tepi pada malam hari, sedangkan pada siang hari dia berada didalam kapiler alat-alat dalam seperti pada paru-paru, jantung dan hati, selebihnya bersembunyi di organ dalam tubuh. Pemeriksaan darah ada-tidaknya cacing biasa dilakukan malam hari. Setelah dewasa (Makrofilaria) cacing menyumbat pembuluh limfe dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan. Selain di kaki, pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar. Ketika menyumbat pembuluh limfe di selangkangan, misalnya, cairan limfe dari bawah tubuh tidak bisa mengalir sehingga kaki membesar. Dapat terjadi penyumbatan di ketiak, mengakibatkan pembesaran tangan.
Pada saat dewasa (Makrofilaria) inilah, cacing ini
menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil
yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah.
Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada
waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding
usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami
pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit
orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini.
6.
Masa Inkubasi
a.
Pada manusia
antara 3-15 bulan sedangkan pada hewan bervariasi sampai beberapa bulan
b.
Masa inkubasi
mungkin sesingkat 2 bulan. Periode pra paten (dari saat infeksi sampai
tampaknya microfilaria di dalam darah) sekurang-kurangnya 8 bulan.
7.
Diagnosis
Bila seseorang mempunyai tanda-tanda dan
gejala klinis filariasis, diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan darah jari
yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat. Seseorang dinyatakan
sebagai penderita Filariasis, apabila dalam darah ditemukan mikrofilaria.
8.
Pencegahan
a.
Membasmi
penyebar penyakit kaki gajah, dengan cara penyemprotan nyamuk di sekitar tempat
tinggal kita.
b.
Gunakan anti
nyamuk seperti pemakaian obat nyamuk semprot, bakar, lotion anti nyamuk dan
sebagainya.
c.
Memakai kelambu
pada saat tidur juga dapat mencegah gigitan nyamuk.
d.
Menutup
ventilasi rumah dengan kasa nyamuk.
e.
Membersihkan
pekarangan dan lingkungan di sekitar rumah.
f.
Mencegah
berkembangkanya nyamuk, dengan cara menguras penampungan air yang menjadi
tempat berkembangkanya nyamuk.
9.
Pengobatan
Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat
filariasis yang ampuh. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi
obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi
samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan
obat simtomatik.
Pengobatan diberikan oral sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat atau dalam keadaan lemah.
Pengobatan diberikan oral sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat atau dalam keadaan lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar