BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kata Manajemen berasal dari bahasa
Perancis kuno “management”, yang memiliki arti
"seni melaksanakan dan mengatur”.
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen juga memiliki fungsi-fungsi, yaitu planning, organizing, staffing,
directing, coordinating, budgeting, dan evaluating.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan tersebut, maka kami mengangkat beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa
definisi dari planning (perencanaan) ?
2. Apa
definisi dari organizing (pengorganisasian) ?
3. Apa
definisi dari staffing (penyusunan
pegawai) ?
4. Apa
definisi dari directing (pengarahan) ?
5. Apa
definisi dari coordinating (koordinasi) ?
6. Apa
definisi dari budgeting (pembuatan anggaran) ?
7. Apa
definisi dari evaluating (penilaian) ?
1.3
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
beberapa rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan penulisan
makalah ini sebagai berikut :
1. Dapat
mengetahui definisi dari planning (perencanaan)
2. Dapat
mengetahui definisi dari organizing (pengorganisasian)
3. Dapat
mengetahui definisi dari staffing (penyusunan
pegawai)
4. Dapat
mengetahui definisi dari directing (pengarahan)
5. Dapat
mengetahui definisi dari coordinating (koordinasi)
6. Dapat
mengetahui definisi dari budgeting (pembuatan anggaran)
7. Dapat
mengetahui definisi dari evaluating (penilaian)
BAB 2
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa fungsi-fungsi manajemen
yang dikemukakan para pakar. Fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa para
pakar adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan mengikuti suatu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Pendapat lain bahwa fungsi
Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai
peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Luther Gullick mendefinisikan
manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis
untuk mamahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai
tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih manfaat bagi kamanusiaan. Manajeman
dikatakan baik apabila memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan diketahui
oleh semua orang yang terlibat dalam kegiatan. Selanjutnya, menyusun langkah-langkah
untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan segala sumber daya (manusia, dana,
sarana, kesempatan, sumber alam dan lainnya) secara optimal, efektif dan
efesien. Tiap elemen-elemen ditata agar tidak tumpang tindih.
Manajemen merupakan bidang
pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
kemanusiaan. Definisi manajemen yang disampaikan oleh Gullick ini merupakan
pengertian manajemen jika dilihat dari segi ilmu pengetahuan. Ini adalah fungsi
manajemen menurut Luther Gulick yang biasa dikenal dengan singkatan POSDCORB.
2.1 Planning (Perencanaan)
Perencanaan
yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan
menetapkan segala aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan digunakan
di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran
dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya,
dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk
mencapai tujuan secar maksimal.
Fungsi dari perencanaan tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
Menjelaskan berbagai
masalah.
b.
Menentukan prioritas
masalah.
c.
Menentukan tujuan dan
indicator keberhasilan.
d.
Mengkaji hambatan dan
kendala.
e.
Menyusun rencana kerja
operasioanal.
Sedangkan manfaat perencanaan tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Mengurangi
ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang.
b.
Dimungkinkan melakukan
pilihan dari berbagai alternatif tindakan.
c.
Mengarahkan perhatian
pada tujuan.
d.
Merupakan sarana untuk
mengadakan pengawasan.
e.
Memudahkan melakukan
koordinasi diantara berbagai organisasi
f.
Meminimumkan pekerjaan
yang tidak pasti, sehingga menghemat waktu, usaha dan dana.
Langkah-langkah dalam perencanaan :
a.
Menyadari adanya peluang,
meskipun datangnya lebih dahulu daripada apa yang biasanya dianggap sebagai
perencanaan yang sebenarnya, kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal
yang sebenarnya untuk perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan
terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk
melihanya dengan jelas dan lengkap.
b.
Menentukan sasaran,
langkah kedua dalam perencanaan itu sendiri ialah menetapkan sasaran-sasaran
bagi seluruh perusahaan dan kemudian bagi setiap unit bawahannya.
c.
Menentukan premis,
suatu langkah logis ketiga dalam perencanaan adalah menetapkan, mendapat
persetujuan untuk memanfaatkan, dan menyebarkan premis-premis perencanaan
kritis. Hal itu adalah data yang dapat diramaikan dari sifat sesungguhnya, kebijakan
pokok yang bisa diaplikasikan, dan rencana-rencana perusahaan yang ada. Premis
adalah asumsi-asumsi perencanaan – dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan
dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan.
d.
Menentukan arah
tindakan alternatif, langkah keempat ialah mencari dan memeriksa arah-arah
alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak Nampak dengan segera.
e.
Mengevaluasi arah
tindakan alternatif, setelah menemukan arah tindakan alternatif dan memeriksa
titik kuat dan lemahnya, langkah kelima ialah mengevaluasi arah tindakan itu
dengan menimbang berbagai factor dari sudut premis dan tujuan.
f.
Memilih satu arah
tindakan, yaitu titik dimana suatu rencana diterima, titik sesungguhnya
mengenai pengambilan keputusan.
g.
Merumuskan rencana
turunan, pada titik dimana suatu keputusan diambil, perencanaannya jarang
lengkap dan langkah lain diusulkan. Biasanya selalu diperlukan rencana turunan
(derivatif) untuk mendukung rencana pokok.
h.
Mengurutkan rencana
berdasarkan anggaran, setelah keputusan diambil dan rencana telah ditentukan,
langkah terakhir untuk memberikan arti kepada rencana itu, sebagaimana telah
digambarkan dalam pembicaraan di atas mengenai jenis-jenis rencana, ialah
memberi nomor kepada rencana-rencana itu dengan merubah rencana itu menjadi
anggaran.
Persyaratan perencanaan terdiri dari :
a.
Harus didasarkan pada
tujuan yang jelas, maksudnya semua komponen perencanaan dikembangkan dengan
berorientasi pada tujuan yang jelas.
b.
Bersifat sederhana,
realistis, dan praktis, maksudnya perencanaan yang dibuat tidak bersifat
muluk-muluk.
c.
Terperinci, maksudnya
harus memuat segala uraian dan klasifikasi rangkaian tindakan yang akan
dilaksanakan.
d.
Memiliki fleksibilitas
artinya perencanaan yang dibuat tidak bersifat kaku.
e.
Terdapat perimbangan
antara unsure atau komponen yang terlibat dalam pencapaian tujuan.
f.
Diupayakan adanya
penghematan sumber daya serta kemungkinan diadakannya sumberdaya tersebut di
masa-masa aktivitas sedang berlangsung.
g.
Diusahakan agar tidak
terduplikasi dalam pelaksanaan.
2.2
Organizing (Pengorganisasian)
Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi
tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama di suatu institusi.
Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai
prinsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dapat disebut sebagai
keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan
prasarana untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan mengatur
mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.
Dengan
memandang pengorganisasian sebagai suatu proses, jelaskan bahwa banyak input
dasar harus diperhatikan. Pertama-tama, struktur itu harus mencerminkan
tujuan-tujuan dan rencana-rencana karena aktivitas suatu institusi diturunkan
dari situ. Kedua, struktur itu harus mencerminkan otoritas yang tersedia bagi
manajer-manajer institusi. Jadi, otoritas dalam organisasi tertentu adalah hal
yang ditentukan secara sosial untuk menjalankan kebijakan; dengan demikian,
organisasi demikian itu dapat diubah. Ketiga, struktur organisasi seperti
setiap rencana mana pun, harus mencerminkan lingkungannya. Keempat, organisasi
itu harus diisi dengan staf yang terdiri dari orang-orang.
2.3
Staffing (Penyusunan Pegawai)
Pengisian
jabatan (staffing) akan mempengaruhi “kepemimpinan dan pengendalian”. Pengisian
jabatan mengharuskan adanya pendekatan dengan sistem terbuka (open-system
approach). Pengisian jabatan dilaksanakan di dalam institusi, yang pada
gilirannya mempunyai hubungan dengan lingkungan luarnya. Oleh karena itu
faktor-faktor intern perusahaan, seperti kebijaksanaan personalia, iklim
organisasi dan sistem imbalan, harus diperhitungkan. Jelasnya, tanpa imbalan
yang mencukupi, mustahillah untuk menarik manajer dengan kualitas yang tinggi
dan menahannya, untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut. Lingkungan luar
juga tak dapat diabaikan; teknologi tinggi membutuhkanpara manajer yang
terlatih baik, berpendidikan cukup, ini dapat menghambat perusahaan untuk
berkembang dengan kecepatan yang diinginkan.
Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing
juga merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan
fungsi lainnya, penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya
yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncakan dan diorganisasikan
secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas yang
dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat,
membina, membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan
dan atau seni pembinaan sumber daya manusia.
Penyediaan
staf merupakan pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu
tugas, dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam upaya
mengembangkan staf metode yang dapat dipergunakan, antara lain: latihan
jabatan, penugasan khusus, simulasi, permainan peranan, satuan tugas
penelitian, pengembangan diri dan seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe
program pengembangan staf yang terdiri dari: presupervisory programs, middle
management programs dan executive development programs.
2.4
Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta
pertimbangan dan bimbingan terdapat para petugas yang terlibat, baik secara
struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar, dengan pengarahan staff yang
telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing
tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
Pengarahan (orientasi) meliputi mengenalkan pegawai
baru kepada perusahaan, fungsinya, tugasnya, dan orang-orangnya. Perusahaan
besar biasanya mempunyai program pengarahan yang formal yang menerangkan
hal-hal ini: sejarah, produk dan jasa, kebijaksanaan umum, organisasi (divisi,
departemen, dan lokasi), tunjangan (asuransi, pension, cuti), persyaratan
kerahasiaan dalam kontrak pertahanan, dan peraturan keamanan ,dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali
dilakukan bersamaan dengan controlling sambil mengawasi, manajer sering kali
memberi petunjuk atau bimbingan bagaimana seharusnya pekerjaan dikerjakan. Jika
pengarahan yang disampaikan manajer sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari
staf, maka staf pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam
melaksanakan kegiatannya.
Pengarahan pada hakikatnya adalah
keputusan-keputusan pimpinan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.
Dengan pengarahan (directing) diharapkan :
1. Adanya
kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini akan
diperoleh kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga
tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelasana.
2. Adanya
hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan, artinya dengan pengarahan
yang berupa petunjuk atau perintah oleh atasan yang langsung kepada bawahan,
tidak akan terjadi mis komunikasi. Di samping itu pengarahan yang langsung ini
dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan.
3. Adanya
umpan balik yang langsung, artinya pimpinan dengan cepat memperoleh umpan balik
terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini dapat segera
digunakan untuk perbaikan.
2.5
Coordinating (Koordinasi)
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan satu
dari beberapa fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak
terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan,
menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi adalah
mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan
yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan
dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
Pengkoordinating merupakan suatu aktivitas manajer
membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerja sama yang
harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara
orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia
yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan.
Koordinasi diperlukan untuk mengatasi kemunginan terjadinya duplikasi dalam
tugas, perebutan hak dan wewenang atau saling merasa lebih penting di antara
bagian dengan bagian yang ada dalam organisasi. Pengorganisasian dalam suatu
organisasi , termasuk organisasi pendidikan, dapat dilakukan melalui berbagai
cara seperti :
a. Melaksanakan
penjelasan singkat
b. Mengadapat
rapat kerja
c. Memberikan
balikan tentang hasil suatu kegiatan
2.6
Budgetting (Pembuatan Anggaran)
LUTHER GULLICK mengemukakan bahwa penganggaran
termasuk salah satu fungsi manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan
dengan pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi.
Sesuatu anggaran, baik APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai
satu pernyataan fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme. APBN merupakan
kependekan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. APBN adalah anggaran
pendapatan dan belanja negara Republik Indonesia setiap tahun yang telah
disetujui oleh anggota DPR (Dewan perwakilan Rakyat).
APBD merupakan kependekan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah. APBD adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah setiap
tahun yang telah disetujui oleh anggota DPRD (Dewan perwakilan Rakyat Daerah).
Dalam penyusunan anggaran dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Pengetahuan
tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b. Data
masa lalu.
c. Kemungkinan
perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan
tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinan
adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f. Penelitian
untuk pengembangan perusahan.
2.7
Evaluating (Penilaian)
Evaluasi
adalah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan cirri
pekerjaan di dalam suatu organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan : “To evaluate is to make a value judgment, it
involves comparing something with another and then making either choise or
decision”. Dalam kegiatan evaluasi itu mencakup langkah-langkah, yaitu :
a. Menetapkan
atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi
terhadap program yang dievaluasi.
b. Menetapkan
kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan
dievaluasi.
c. Menetapkan
cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
d. Melaksanakan
evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi
tersebut.
e. Menentukan
keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tersebut, serta memberikan penjelasan-penjelasannya.
f. Menyusun
rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya
berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Dilihat dari implikasi hasil evaluasi
bagi suatu program dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mendiagnosis suatu program,
yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program. Biasa
formatif dilakukan pada proses program (program masih berjalan). Sedangkan
evaluasi sumatif adalah suatu evalusi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir
dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program
telah selesai (akhir program).
Evaluasi suatu program kesehatan
masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni :
a. Evaluasi
proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang menyangkut penggunaan
sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas yang lain.
b. Evaluasi
hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil,
yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya,
meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya, dan sebagainya.
c. Evaluasi
dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program ini mempunyai dampak
terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-program kesehatan ini
tercemin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan
masyarakat.
BAB
3
KESIMPULAN
dan SARAN
3.1
Kesimpulan
Manajemen merupakan
bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
kemanusiaan. Definisi manajemen yang disampaikan oleh Gullick ini merupakan
pengertian manajemen jika dilihat dari segi ilmu pengetahuan. Ini adalah fungsi
manajemen menurut Luther Gulick yang biasa dikenal dengan singkatan POSDCORB.
1.
Planning (perencanaan)
Perencanaan
yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan
menetapkan segala aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan digunakan
di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu
pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana
melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut
untuk mencapai tujuan secar maksimal.
2.
Oraganizing
(pengorganisasian)
Pengorganisasian dapat
disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya
sarana dan prasarana untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.
3.
Staffing (penyusunan
pegawai)
Pengisian jabatan (staffing)
akan mempengaruhi “kepemimpinan dan pengendalian”. Pengisian jabatan
mengharuskan adanya pendekatan dengan sistem terbuka (open-system approach).
Pengisian jabatan dilaksanakan di dalam institusi, yang pada gilirannya
mempunyai hubungan dengan lingkungan luarnya
4.
Directing (pengarahan)
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta
pertimbangan dan bimbingan terdapat para petugas yang terlibat, baik secara
struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar, dengan pengarahan staff yang
telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing
tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
5.
Coordinating
(koordinasi)
Coordinating atau pengkoordinasian
merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan
agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat
kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
6.
Budgetting (pembuatan
anggaran)
Penganggaran adalah fungsi
yang berkenaan dengan pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan
akuntansi. Sesuatu anggaran, baik APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal:
pertama sebagai satu pernyataan fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme.
7.
Evaluating (penilaian)
Evaluasi adalah suatu proses
bersistem dan objektif menganalisis sifat dan cirri pekerjaan di dalam suatu
organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan : “To evaluate is to make a value judgment, it involves comparing
something with another and then making either choise or decision”.
3.2
Saran
Saran
yang dapat kami berikan, yaitu :
1.
Pengorganisasian akan
lebih tepat kalau mereka mengeri teori dasar dan menilainya sebagai suatu alat
diagnosis dan pembimbing untuk menciptakan sebuah struktur yang akan paling
baik melayani kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan tertentu.
2.
Penyusunan pegawai
berdasarkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai.
3.
Pengarahan dilakukan
oleh seseorang yang telah menguasai dan mengenal betul perusahaan atau
institusi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Koontz,
Harold, O’Donnell, Cyril, Weihrich, Heinz.,(1984)Manajemen Jilid 1
Koontz,
Harold, O’Donnell, Cyril, Weihrich, Heinz.,(1984)Manajemen Jilid 2
Notoadmodjo,
Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:Rineka Cipta.
sangat membantu, makasih..
BalasHapusFungsi Mene
BalasHapus